Banner 88X31

Sabtu, 02 November 2013

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT.INALUM

A. Visi, Misi dan Nilai Perusahaan
1. Visi PT. INALUM
Untuk lebih menjelaskan tujuan ataupun target pencapaian perusahaan, maka PT. INALUM memiliki visi, yaitu : PT. INALUM Adalah Perusahaan Kelas Dunia Dalam Bidang Aluminium Dan Industri Terkait.

2. Misi PT. INALUM
       ♫       Menciptakan manfaat bagi semua pihak berkepentingan (stakeholder) melalui produksi aluminum ingot yang berkualitas tinggi dan produk-produk terkait serta mampu bersaing di pasar global.
       ♫       Mendukung operasi pabrik peleburan aluminium yang menguntungkan dan berkelanjutan melalui pengoperasian pembangkit listrik tenaga air yang efektif dan efisien.
       ♫       Mendukung pengembangan kelompok industri aluminium nasional yang pada akhirnya mendukung pengembangan ekonomi sosial.
       ♫       Berpartisipasi dalam pengembangan ekonomi regional melalui pengelolaan operasi yang optimum secara menguntungkan.

3. Nilai PT. INALUM
Dengan mengoperasikan pabrik peleburan aluminium dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) untuk menciptakan manfaat bagi semua pihak berkepentingan (stakeholder), PT. INALUM bekerja keras untuk melestarikan lingkungan dan yakin bahwa komitmennya kepada masyarakat dan ekonomi sekitar adalah hal yang paling mendasar untuk mencapai misinya.

B. Riwayat Ringkas PT. INALUM
Pada masa pemerintahan Hindia Belanda pembangunan pembangkit listrik di aliran sungai Asahan tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan listrik Propinsi Sumatera Utara, tapi karena kebutuhan tersebut masih sangat kecil jika dibandingkan dengan listrik yang bisa dihasilkan, maka pengerjaannya mengalami kegagalan. Setelah upaya memanfaatkan potensi Sungai Asahan yang mengalir dari Danau Toba di Propinsi Sumatera Utara ke Selat Malaka itu mengalami kegagalan, pemerintah Republik Indonesia bertekad mewujudkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di sungai tersebut. Tekad tersebut semakin kuat ketika tahun 1972 pemerintah menerima laporan dari Nippon Koei, sebuah perusahaan konsultan Jepang, tentang studi kelayakan Proyek PLTA dan Pabrik Peleburan Aluminium. Laporan tersebut menyatakan bahwa PLTA layak dibangun dengan sebuah pabrik peleburan aluminium sebagai pemakai utama dari listrik yang dihasilkannya.

Dalam rangka mewujudkan tekad tersebut, pada Tahun 1972 Pemerintah Indonesia mengadakan pelelangan terhadap pembangunan proyek PLTA dan Pabrik Peleburan Aluminium yang dijadikan satu paket untuk Penanaman Modal Asing, tapi tidak ada satu pun yang menyanggupi sampai waktu pelelangan ditutup pada tahun 1973. Hal tersebut terjadi karena proyek ini membutuhkan investasi yang sangat besar.

Pada tanggal 7 Juli 1975 di Tokyo, setelah melalui perundingan yang panjang, pemerintah Republik Indonesia dan 12 Perusahaan Penanam Modal Jepang menandatangani Perjanjian Induk untuk PLTA dan Pabrik Peleburan Aluminium Asahan yang kemudian dikenal dengan sebutan Proyek Asahan. Kedua belas Perusahaan Penanam Modal Jepang tersebut adalah Sumitomo Chemical company Ltd., Sumitomo Shoji Kaisha Ltd., Nippon Iwai Co., Ltd., Nichimen Co., Ltd., Showa Denko K.K., Marubeni Copporation, Mitsui Aluminium Co., Ltd., Mitsui & co., Ltd. Selanjutnya, untuk penyertaan modal pada perusahaan yang akan didirikan di Jakarta kedua belas Perusahaan Penanam Modal tersebut bersama Pemerintah Jepang membentuk sebuah perusahaan dengan nama Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd (NAA) yang berkedudukan di Tokyo pada tanggal 25 Nopember 1975.

Pada tanggal 6 Januari 1976, PT Indonesia Asahan Aluminium (PT. INALUM), sebuah perusahaan patungan antara Pemerintah Indonesia dan Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd, didirikan di Jakarta. PT. INALUM adalah perusahaan yang membangun dan mengoperasikan Proyek Asahan, sesuai dengan Perjanjian Induk. Untuk melaksanakan ketentuan dalam Perjanjian Induk, Pemerintah Indonesia kemudian mengeluarkan SK Presiden No. 5/1976 yang melandasi terbentuknya Otorita Pengembangan Proyek Asahan sebagai wakil Pemerintah yang bertanggung jawab atas lancarnya pembangunan dan pengembangan Proyek Asahan.
PT. INALUM dapat dicatat sebagai pelopor dan perusahaan pertama di Indonesia yang bergerak dalam bidang industri peleburan aluminium dengan investasi 411 milyar yen.


C. Manfaat PT. INALUM

Perusahaan menyadari bahwa kelancaran Pembangunan dan keberhasilan operasionalnya, tidak terlepas dari dukungan dan kerjasama yang baik dengan pemangku amanahnya (stakeholder). Oleh karena itu, Perusahaan melakukan berbagai kegiatan seperti dalam bidang Keagamaan, Pendidikan, Pemberdayaan Masyarakat, Olahraga dan Kebudayaan, Kepemudaan dan lain sebagainya. Kegiatan tersebut bertujuan untuk menciptakan hubungan baik dengan masyarakat di sekitarnya.

   E. Dampak Positif dan Negatif dari PT.INALUM Dampak Negatifnya
kebutuhan dana untuk mengambil alih 120 juta dollar AS, dan kemungkinan ada aliran dana dari Indonesia ke Jepang sebesar 723 juta dollar AS untuk pembelian saham Jepang pada nilai buku. Dampak lain adalah, hilangnya kesempatan investasi baru yang ditawarkan Jepang untuk ekspansi smelter 367 juta dollar AS dan pembangunan pembangkit listrik baru 150 megawatt sebesar 300-500 juta dollar AS. hak atas keuntungan PT Inalum ke depan berkurang sesuai proporsi saham yang disepakati. Suplai aluminium ke dalam negeri sesuai proporsi saham Pemerintah RI.
Dampak Negatifnya, ialahAdanya limbah yang di hasilkan yaitu limbah udara dan limbah padat
           ♫       limbah udara  yang mengandung karbon dioksida dan sisa pembakaran karbon
           ♫       limbah padat contonnya berupa besi tua.
Dampak Positifnya, adalah pemerintah diperkirakan akan memperoleh pemasukan dana dari selisih penjualan saham PT Inalum berdasarkan harga valuasi. Kendali pengelolaan PT Inalum sebagai industri aluminium terintegrasi tetap berada di tangan Pemerintah RI.
Aluminium ada di mana-mana. Dari mulai pesawat terbang sampai wajan untuk memasak, obat antasid dan krim pelindung matahari, logam ringan dan serbaguna ini telah ada selama berbagai generasi.
       Tidak adanya polusi air, hal ini di sebabkan karena air kurang berperan dalam prosesn peleburan alumunium. Air hanya gunakan untuk pendinginan
       Adanya CDM (clean development mechanism) atau MPB (mekanisme pembangunan bersih) CDM ini digerakan karena adanya komitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK)
       Adanya potensi penurunan emisi PFC di PT.INALUM
       Aktivitas potensial dalam menurunkan emisi PFC adalah dengan mengurangi Anode Effect (AE )
       Mensejahteraskan masyarakat contohnya pembangunan berkelanjutan
       Menciptakan lapangan pekerjaan 

Daftar Pustaka :

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda